Pada saat awal pencarian kost dan kontrakan biasanya ditemani oleh orang tua, agar orang tua bisa memprediksi kenyamanan dan keamanan di kost-kostan ini apalagi melihat fasilitas kost yang lengkap, mulai dari AC, kamr mandi dalam, penjagaan 24 jam, memilikki jam malam, ada resepsionis untuk penerimaan tamu dan sejumlah fasilitas lainnya sehingga orang tua tertarik untuk menitipkan anaknya di kost-kostan ini.
Orang tua merasa aman dengan melihat dari luarnya dengan penjagaan ekstra ini itu tetapi bagaimana dengan kondisi di dalamnya? Bagaimana dengan kegiatan anak-anak yang tinggal di dalam kost itu? Baikkah? Amankah? dan memang benar-benar belajar kah?
Orang tua hanya terkadang hanya bisa mengunjungi anaknya sesekali apalagi jika jarak daerah orang tua dan kuliah anaknya harus melewati laut, terkadang sesekali anaknya yang pulang ke rumah jika ada waktu. Sehingga orang tua tidak mungkin bisa mengawasi anaknya 24 jam seperti masih berada di dekatnya, dan orang tua tidak mengetahui bagaimana pekerjaan anak sebenarnya di kost apakah benar-benar kuliah atau ada pekerjaan lain?
Tidaklah mudah untuk mencari kost yang baik untuk anak, apalagi anak ini berasal dari daerah dan pastinya anak daerah ini biasanya akan mencari pergaulan yang menurutnya keren tanpa memandang benar atau salah agar tak dibilang katro. Apalagi anaknya ini merasa bebas, tidak ada yang melarang melakukan ini itu sehingga bisa berbuat suka-suka.
Banyak kejadian buruk yang terjadi di kost, bukanlah rahasia umum lagi kost adalah tempat yang nyaman untuk melakukan maksiat. Free sex sangat mudah dilakukan di kost, apalagi itu kost campur. Dengan alasan saudara, sepupu atau kerabat, anak dengan mudahnya memasukkan pacarnya ke dalam kost. Ingat jika hanya berdua yang ketiganya pasti syaiton, Bohong jika ada yang bilang tidak timbul nafsu ketika berduaan saja di kamar dengan kekasihnya atau teman lawan jenisnya. Apalagi kondisi kost sangat mendukung berbuat maksiat, hanya berdua saja, pintu tertutup dan penghuni lainnya cuek bebek. Tak sedikit mahasiswi banyak yang melakukan abortus akibat hamil di luar nikah dan takut menjadi aib dan orang tuanya tau hal buruk yang mereka lakukan. Sudah berbuat maksiat akhirnya makin menambah dosa. Bukannya pahala dalam belajar di dapat tetapi dosan maksiat yang di dapat.
Selain itu kost menjadi lokasi ajang judi online. Siapa yang tau apa yang anak lakukan ketika berada di depan laptop / komputer dengan modem tercolok di sampingnya. Jika orang tak melihat aktivitas anak mungkin orang akan berpikir kita sedang browsing atau download. Namun ternyata apa yang terjadi anak lakukan? ternyata sibuk membuka aplikasi poker dan berjudi dengan taruhan sejumlah uang. Akhirnya barang-barang yang dimilikki habis terjual untuk membayar kekalahan judi poker. Awalnya hanya melihat temannya bermain, lama-lama ingin mencoba dan akhirnya ikut-ikutan, ketagihan ditambah penasaran dan setelah kalah barulah sadar banyaknya hutang yang harus dibayar. Untuk memberi tahu orang tua atau keluarga takut menjadi amukan, jika tidak dibayar nyawa terancam, barang tidak ada lagi yang bisa dijual akhirnya pikiran kriminalitas pun terbersit dipikirannya. Melihat handphone temannya tergeletak diambil, melihat motor dicuri, melihat barang-barang berharga yang bisa dijual diambil. Akhirnya apa yang terjadi? Sepintar apapun pasti akan kepergok juga. Dihakimi massa sehingga harus masuk penjara atau masuk kuburan. Awalnya orang tua mengharapkan anak-anaknya untuk mencapai masa depan akan tetapi karena pengaruh lingkungan kost yang tidak kondusif membuat anak akhirnya rusak berantakan.
Hal serupa dengan narkoba, kost adalah tempat yang sangat efektif untuk transaksi narkoba atau memakai, dikarenakan tidak adanya yang mengawasi ketika masuk kamar tak ada satupun yang melihat apa yang diperbuat. Sangat berbahaya kecanduan narkoba merusak masa depan, merusak jaringan syaraf dan pikiran, uang tidak ada untuk membeli akhirnya kriminal menjadi salah satu tujuan pecandu ini. Judi dan narkoba dua hal yang menjadi perusak pikiran anak, tidak ada lagi pikiran untuk belajar melainkan sibuk dengan ketagihan yang anak dapatkan, sampai-sampai tak sempat mandi, tak sempat makan yang parahnya tidurpun sudah seperti kelalawar, siang jadi malam dan malam jadi siang.
Jika hal ini sudah terjadi siapa yang akan bertanggung jawab? siapa yang akan memperbaiki semuanya? siapa yang akan susah kelakuannya? siapa yang kecewa dengan sikapnya? pastinya orang tua dan keluarga. Teman yang menjerumuskan tidak akan bertanggung jawab dengan hal ini,pastinya ketakutan dan lari hal yang biasa dilakukan bahkan mungkin tertawa melihat anak tersiksa.
Anak harus diarahkan untuk pintar-pintar memilih teman, teman yang baik tidak akan menjerumuskan anak ke dalam maksiat dan hancur masa depan. Teman yang baik akan mengajak untuk meraih masa depan yang baik. Lebih baik berteman dengan teman yang rajin walau tidak banyak teman dan kurang gaul daripada teman yang punya banyak teman dan gaul namun tidak punya masa depan. Namun sayangnya anak-anak jaman sekarang malu jika tak disebut gaul atau berteman dengan anak-anak kurang gaul. Malu menjadi bahan olokan. Namun tak sadarkah yang menjadi pengolok ini adalah orang yang tak punya masa depan.
Anak yang jauh di mata seperti ini harus lebih ekstra ketat perhatiannya. Jangan terkecoh dengan kost aman dari luar namun rawan di dalamnya. Kost yang paling dicari adalah kost aman luar aman dalam, pastinya kita harus sering menelpon dan mengingat anak agar berteman dengan orang yang baik dan mengacuhkan teman-teman yang menjerumuskan ke dalam dosa. Kost yang tinggal bersama pemilik kost adalah salah satu kost yang aman untuk ditinggali anak, bukan dengan security atau resepsionis. Security dan resepsionis masih bisa dibayar namun tidak dengan pemilik kost yang pastinya menjaga kost dan anak kost dengan sepenuh hati.
Apalagi anak wanita harus benar-benar di kontrol, di jaman yang semakin membudaya barat ini tidak lagi bisa memberi kepercayaan penuh kepada anak. Mungkin anak merasa risih dengan perhatian super ekstra ketat yang kita lakukan dengan mengatur kost dan mengatur uang yang dimilikinya akan tetapi hal itu lebih baik daripada menyesal kemudian. Jika dengan adanya pemilik kost kita lebih mudah menitipkan anak kita kepada pemilik kost agar pemilik kost lebih perhatian dengan anak kita jangan segan-segan mengirimkan makanan dan oleh-oleh jika bertandang.
Selain itu kost dengan jumlah penghuni sedikit lebih baik, saat ini banyak kost dan rumah kontrakan yang dibangun secara massal, dengan jumlah kamar yang banyak, wanita dan lelaki boleh disatukan dengan fasilitas security dan resepsionis serta kemewahan yang diberikan menjadi pilihan orang tua menitipkan anaknya. padahal itu salah, carilah kost dengan jumlah kamar yang tidak banyak yang bisa dikontrol oleh pemilik kostnya dan sangat baik jika kost tidak campur sekali lagi tidak campur.
Orang tua juga sebaiknya rajin bertandang ke kost anak, minimal 2 bulan sekali menginaplah di tempat anak untuk beberapa hari bukan di hotel atau tempat lain untuk melihat perkembangan anak dan melihat situasi kamarnya adakah yang berubah dan adakah yang kurang. Orang tua bisa melihat tanggung jawab terhadap barang dan kepercayaan yang diberikan orang tuanya sehingga bisa melihat apakah anak baik di kost ini atau harus mencari kost lain
Menitipkan anak di kost adalah mempercayai anak untuk melakukan hal mandiri secara sendiri tapi bukan berarti kita membiarkan anak untuk bebas melakukan apapun. walaupun jauh tapi kontrol harus makin diperketat untuk kebaikan anak dan orang tua sendiri.
wassalam.....
Sumber : Yuanita
Levany
Tidak ada komentar:
Posting Komentar