PEMAHAMAN tentang penyakit stroke
saat ini sangat penting dilakukan. Pasalnya, angka kejadian stroke di Indonesia
kini meningkat secara drastis, seiring usia. Setiap penambahan umur 10 tahun sejak
usia 35 tahun, risiko stroke meningkat dua kali lipat. Dan, sekitar 5 persen
orang berusia di atas 65 tahun pernah mengalami setidaknya satu kali stroke.
Apalagi
di masa mendatang, 12 juta penduduk Indonesia yang berumur 35 tahun mempunyai
potensi terkena serangan stroke. Keharusan memahami jenis penyakit tersebut
juga karena stroke dewasa ini tidak hanya menyerang manusia lanjut usia alias
lansia. Mereka yang berusia 30-40 tahun pun tak luput dari serangan penyakit
yang juga kerap dikenal dengan silent killer ini.
Penyebab
utamanya adalah gaya hidup modern yang berisiko tinggi sehingga memicu stres,
jarang berolahraga sehingga menimbulkan kegemukan, serta pola makan yang kurang
mengonsumsi buah dan sayur. Tak heran bila stroke jadi penyakit nomor dua yang
mematikan bagi masyarakat Indonesia, setelah penyakit jantung.
Stroke
disebabkan terjadinya gangguan aliran darah menuju otak. Biasanya berupa
sumbatan atau pecahnya pembuluh darah ke otak. Berdasarkan penyebab stroke,
maka secara patologis stroke bisa dibagi menjadi stroke perdarahan dan stroke
infark. Di mana, stroke infark adalah kematian sebagian jaringan otak yang
disebabkan oleh hambatan aliran darah menuju jaringan otak oleh emboli atau
trombus. Stroke infark memiliki faktor risiko berdasarkan frekuensi penyebab
infark, seperti hipertensi (52 persen), penyakit jantung (38 persen), perokok
(27 persen), dan diabetes mellitus (14 persen).
Umumnya,
stroke infark terjadi pada saat bangun tidur atau sedang istirahat. Sedangkan
stroke perdarahan terjadi secara mendadak karena pecahnya pembuluh darah otak.
Stroke perdarahan ini terjadi pada waktu peningkatan emosi atau aktivitas
fisik. Biasanya terjadi pada usia 50-75 tahun, serta bagi mereka yang riwayat
penyakit hipertensinya tidak terkontrol.
Berat
ringannya stroke sangat tergantung dari jumlah risiko yang menyertai penyebab
stroke. Faktor-faktor risiko stroke ini dikelompokkan dalam dua kelompok yaitu
faktor risiko yang tidak dapat diubah dan faktor risiko yang dapat diubah.
Yang
termasuk faktor risiko yang tidak dapat diubah adalah umur, jenis kelamin,
ras/etnik dan turunan. Sedangkan faktor risiko yang dapat diubah adalah
hipertensi, penyakit jantung diabetes mellitus, hiperkholesterolemia, oksidan
(radikal bebas), penyempitan arteri karotis, rendahnya aktivitas fisik,
merokok, peminum alkohol dan orang yang sebelumnya pernah menderita stroke.
Terdapat
dua penyebab stroke infark, masing-masing memerlukan penanganan yang berbeda
pula. Penyebab stroke infark adalah trombus. Trombus yang lepas dan menyangkut
di pembuluh darah lebih distal disebut emboli.
Sementara
emboli berasal dari thrombus yang terlepas dari dinding pembuluh darah.
Gumpalan emboli ini akan berkelana menyusuri pembuluh darah. Dan ketika emboli
ini memasuki pembuluh darah yang sempit di kepala, maka dia akan menyumbat
pembuluh darah tersebut dan menghentikan pasukan oksigen dan nutrisi ke bagian
otak tersebut.
Stroke
infark dan stroke hemorrhagic memang sama-sama terjadi secara mendadak.
Walaupun stroke hemorrhagic terjadi jauh lebih cepat. Baik masyarakat umum
maupun petugas medis harus mempunyai pengetahuan yang cukup dalam membedakan
masing-masing gejala stroke infark dan stroke hemorrhagic ini.
Gejala
stroke infark pada sebagian besar kasus disertai penyakit penyerta seperti sakit
kepala, mata terasa tidak enak, muntah tanpa disertai mual, mendadak sulit
berbicara, kesemutan dan lemah pada separuh tubuh. Kasus penyakit ini jarang
sekali terjadi kejang. Gejala terjadi progresif dalam beberapa detik atau
menit. Pada beberapa kasus dapat terjadi dalam hitungan jam. Gejala juga
biasanya timbul pada saat beristirahat.
Gejala
lainnya adalah perasaan kebal pada satu sisi tubuh dan terjadi penurunan
kesadaran secara bertahap.
Prognosis
stroke infark ini jauh lebih baik daripada stroke hemorrhagic bila mendapatkan
penanganan yang segera. Masalah timbul ketika keluarga kurang mengkhawatirkan
gejala yang sepertinya timbul perlahan-lahan ini.
Penanganan
stroke infark dan stroke hemorrhagic memang sangat berbeda. Pada stroke
hemorrhagic tujuan kita adalah menghentikan perdarahan dan mempertahankan
perfusi otak. Sementara dalam stroke infark tujuan kita adalah mempertahankan
fungsi otak yang bisa diselamatkan dan mengencerkan atau menghilangkan
sumbatannya.
Meskipun
demikian, penanganan pertama stroke bagi masyarakat awam tetaplah sama antara
stroke hemorrhagic dan stroke infark. Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam
penanganan stroke ini diawali dengan mengenali gejala stroke.
Seringkali
stroke terlambat ditangani karena keluarga penderita salah mengenali gejala
stroke ini sebagai pingsan, serangan jantung, dsb. Maka dari itu seluruh
masyarakat idealnya mengetahui gejala dini stroke. Lebih baik salah
memperkirakan pingsan sebagai stroke daripada salah menganggap stroke sebagai
pingsan sehingga terlambat membawa ke rumah sakit.
Bila
pasien dalam kondisi stabil (pernapasan baik, denyut jantung masih ada), segera
bawa ke RS yang mempunyai fasilitas UGD, ICU, CT scan, dan laboratorium. Jangan
membuang waktu Anda yang berharga di puskesmas, dokter praktik umum, atau
klinik yang memang tidak memiliki kemampuan menangani kasus stroke semacam ini.
Namun
bila pasien dalam kondisi yang kurang stabil (napas sempat terhenti, denyut
nadi tidak teraba, denyut jantung tidak terdengar), segera bawa ke pusat kesehatan
terdekat untuk diresusitasi sebelum dikirim ke pusat yang lebih mampu.
http://www.radarlampung.co.id/read/bandarlampung/metropolis/31998-kenali-stroke-infark
Tidak ada komentar:
Posting Komentar